Banyak orang bertanya-tanya, siapa yang bisa menjadi saksi dalam perceraian? Maka kami akan jelaskan pada ulasan ini. Yang harus Anda tahu, pernyataan saksi dalam perceraian memang tidak selalu dibutuhkan. Meski begitu,keterangan saksi bisa digunakan hakim untuk membantu memutuskan apakah gugatan diterima atau Itu Saksi Dalam Perceraian?Saksi dalam perceraian adalah salah satu alat bukti yang bisa diterima oleh hakim Pasal 164 HIR atau Pasal 283 RBG.Walaupun begitu, tidak semua orang bisa menjadi saksi di pengadilan. Ada beberapa aturan yang menjadi syarat seseorang bisa menjadi saksi di Saksi Dalam Sidang Perceraian yang Harus DipahamiAdanya saksi saat sidang cerai sebenarnya bisa membantu untuk menguatkan alat bukti lainnya yang Anda miliki. Selain itu juga membantu hakim untuk memutuskan gugatan cerai tersebut diterima atau saksi yang memang sejalan dengan alat bukti lain tentunya akan membantu memperkuat posisi Anda dalam persidangan cerai. Contohnya Anda sebagai penggugat meminta majelis hakim untuk menerima gugatan cerai dikarenakan terjadi pertengkaran rumah tangga secara terus menerus, tidak lagi bisa rukun, hingga tergugat yang sering memukul itu, Anda bisa memberikan alat bukti dalam bentuk hasil visum dokter dan menghadirkan saksi yang pernah melihat atau mendengar kejadian Pasal 1908 KUHPerdata juga ditegaskan bahwa, “Dalam mempertimbangkan suatu kesaksian, Hakim perlu memberikan perhatian khusus; pada kesesuaian kesaksian satu dan lainnya; persamaan antara kesaksian dan apa yang diketahui dan sumber lain mengenai pokok perkara; pada alasan yang mungkin mendorong saksi untuk menjelaskan perkara secara begini atau begitu; pada peri kehidupan, kedudukan saksi dan kesusilaan; dan umumnya, ada apa saja yang mungkin ada pengaruhnya dalam bisa tidaknya para saksi dipercaya” Siapa Yang Bisa Menjadi Saksi Dalam Perceraian?Berdasarkan Pasal 1907 KUHPerdata, ketika memberikan kesaksian perlu disertai dengan keterangan mengenai bagaimana saksi tersebut mengetahui kesaksiannya. Kesaksian dalam bentuk pendapat atau dugaan khusus tidak bisa dikatakan sebagai sebuah dasarnya semua orang yang cakap memiliki hak untuk menjadi saksi kecuali orang-orang yang memang tidak diperbolehkan menjadi saksi. Dalam Pasal 1912 KUHPerdata, mengatur orang-orang yang tidak cakap menjadi saksi. “Orang yang masih belum genap lima belas tahun, orang yang ada di bawah pengampuan karena dungu, mata gelap atau gila, atau orang yang atas perintah Hakim sudah dimasukkan dalam tahanan selama perkara tersebut diperiksa Pengadilan, tidak bisa diterima menjadi saksi.” Kemudian, selain syarat tersebut ada juga golongan orang yang dikecualikan untuk menjadi saksi jika diminta Pasal 1909 KUHPer, sepertiSiapa saja yang memiliki pertalian keluarga sedarah dalam garis kesamping derajat kedua atau keluarga semenda dengan salah satu saja yang memiliki pertalian darah dalam garis lurus tak terbatas dan dalam garis kesamping dalam derajat kedua dengan suami atau istri salah satu saja yang karena pekerjaannya, kedudukannya, atau jabatannya diwajibkan undang-undang untuk merahasiakan sesuatu. Akan tetapi hanya mengenai hal-hal yang dipercayakan padanya karena pekerjaan, kedudukan atau jabatannya Juga Cara Mencabut Gugatan Cerai di Pengadilan Agama Atau NegeriSiapa Yang Tidak Boleh Menjadi Saksi Dalam Perceraian?Hal di atas sejalan dengan yang ada dalam Pasal 145 HIR yang menjelaskan bahwa yang tidak bisa didengar sebagai saksi adalahKeluarga semenda dan keluarga sedarah dari salah satu pihak menurut keturunan yang lulus, kecuali dalam perkara perselisihan kedua belah pihak mengenai keadaan menurut hukum perdata atau mengenai suatu perjanjian atau anak laki-laki dari salah satu pihak, walaupun sudah ada yang tidak diketahui benar apakah sudah berusia 15 gila yang walaupun terkadang memiliki ingatan beberapa orang diatas, ada juga orang yang diperbolehkan mengundurkan diri sebagai saksi berdasarkan Pasal 146 HIRSaudara perempuan dan saudara laki, dan ipar laki-laki dan perempuan dari salah satu sedarah yang berdasarkan keturunan yang lurus dan saudara laki-laki dan perempuan dari laki-laki atau istri salah satu orang yang dikarenakan kedudukan jabatannya atau pekerjaannya yang sah diwajibkan untuk menyimpan rahasia, tapi hanya hal demikian yang dipercayakan tetapi, khusus dalam perceraian, dalam Pasal 76 Undang-Undang Peradilan Agama memberikan pengecualian yaituJika gugatan cerai dilakukan berdasarkan alasan syiqaq, maka untuk mendapatkan putusan cerai harus didengar keterangan saksi yang berasal dari keluarga atau orang terdekat suami mendengarkan keterangan saksi mengenai sifat persengketaan antara suami istri, pengadilan bisa mengangkat satu orang atau lebih dari keluarga masing-masing atau orang lain untuk menjadi jika alasan perceraiannya adalah syiqaq yang mana terjadi pertengkaran dalam suami istri secara terus menerus, maka ada pengecualian Pasal 22 Peraturan Pemerintah No 9 Tahun 1975 menyatakan bahwa gugatan perceraian dengan alasan tersebut diajukan di pengadilan tempat kediaman tergugat. Kemudian gugatan tersebut bisa diterima setelah jelas mengenai sebab perselisihannya dan setelah mendengar pihak keluarga serta orang terdekat dari suami istri bisa disimpulkan, bahwa keluarga bisa menjadi saksi dalam perceraian namun hanya dalam gugatan cerai yang didasarkan atas alasan juga Hal Penting Seputar Pasal KDRTContoh Pertanyaan Yang Diajukan Kepada Saksi PerceraianAdapun beberapa pertanyaan yang kerap diajukan oleh hakim kepada saksi sendiri antara lainApa hubungan saksi dengan tergugat dan/penggugat?Apa yang menyebabkan terjadinya pertengkaran?Apakah saksi melihat pertengkaran tersebut secara langsung atau tidak?Dan Cerai Talak Juga Harus Terdapat SaksiApakah talak harus ada saksi atau tidak memang kerap menjadi pertanyaan banyak orang. Namun jawaban dari pernyataan tersebut adalah tidak. Talak berbeda dengan saat menikah. Saat suami mengatakan talak walaupun tanpa ada saksi talaknya langsung sah secara hukum agama. Walaupun begitu, mereka belum sah bercerai secara hukum negara dan untuk mengurus dokumen perceraian harus mengajukan cerai talak ke Pengadilan Permasalahan Cerai Pada JustikaUntuk beberapa orang, cerai adalah solusi untuk permasalahan rumah tangga yang sudah tidak bisa dipertahankan. Namun terkadang dalam proses cerai juga bisa timbul beberapa masalah atau kebingungan yang lainnya. Layanan Perceraian Pengacara profesional Justika akan membantu Anda terkait semua permasalahan tentang perceraian informasi hukum yang ada di artikel ini disiapkan semata-mata untuk tujuan pendidikan dan bersifat umum. Untuk mendapatkan nasihat hukum spesifik terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung dengan konsultan hukum berpengalaman dengan klik tombol konsultasi di bawah.
Namunsenyatanya pada perkara perceraian, Tergugat atau Termohon dialamatkan sesuai dengan identitas Kartu Tanda Kependudukan. Tujuannya adalah memberikan akses yang seluas-luasnya namun terbatas dengan memberikan hak konstitusinya dalam persidangan. Hak-hak lain yang diatur dalam P eraturan P emerintah Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat
Gabung KomunitasYuk gabung komunitas {{forum_name}} dulu supaya bisa kasih cendol, komentar dan hal seru lainnya. permisi gan, saya memiliki sebuah pertanyaan.. bagaimana jika dalam sidang cerai, si penggugat istri tidak bisa menghadiri persidangan karena alasan traumatis yg sangat mendalam, yaitu kekerasan fisik oleh sang suami seperti menjambak ,menendang, menyeret, melempar benda-benda maupun kekerasan verbal seperti mencaci secara personal, berteriak, menyumpah serapah dan hal-hal lain jadi melihat sang suami sekalipun, si istri tidak akan sanggup karena mentalnya akan hancur lagi dan lagi setiap kali melihat sosok sang suami, dan akan membekas begitu mendalam buat sang istri jadi selama jalannya persidangan, si penggugat istri sama sekali tidak bisa hadir, dan sepenuhnya diwakili oleh pengacara, ditambah kehadiran keluarga dan orang-orang terdekat istri yang bisa datang ke persidangan. apa bisa seperti itu? terimakasih gan 25-10-2014 1601 sundul, mohon bantuannya gan 25-10-2014 1618 Kaskus Addict Posts 1,611 bisa aja 28-10-2014 0902 Bisa aja gan, tapi diusahakan bisa hadir di mediasi 28-10-2014 1020 Kaskus Addict Posts 1,987 QuoteOriginal Posted By setengahhtiang►permisi gan, saya memiliki sebuah pertanyaan.. bagaimana jika dalam sidang cerai, si penggugat istri tidak bisa menghadiri persidangan karena alasan traumatis yg sangat mendalam, yaitu kekerasan fisik oleh sang suami seperti menjambak ,menendang, menyeret, melempar benda-benda maupun kekerasan verbal seperti mencaci secara personal, berteriak, menyumpah serapah dan hal-hal lain jadi melihat sang suami sekalipun, si istri tidak akan sanggup karena mentalnya akan hancur lagi dan lagi setiap kali melihat sosok sang suami, dan akan membekas begitu mendalam buat sang istri jadi selama jalannya persidangan, si penggugat istri sama sekali tidak bisa hadir, dan sepenuhnya diwakili oleh pengacara, ditambah kehadiran keluarga dan orang-orang terdekat istri yang bisa datang ke persidangan. apa bisa seperti itu? terimakasih gan pake lawyer ?? kasih kuasa aja ke lawyer ... 28-10-2014 1107 Kaskus Addict Posts 1,117 QuoteOriginal Posted By setengahhtiang►permisi gan, saya memiliki sebuah pertanyaan.. bagaimana jika dalam sidang cerai, si penggugat istri tidak bisa menghadiri persidangan karena alasan traumatis yg sangat mendalam, yaitu kekerasan fisik oleh sang suami seperti menjambak ,menendang, menyeret, melempar benda-benda maupun kekerasan verbal seperti mencaci secara personal, berteriak, menyumpah serapah dan hal-hal lain jadi melihat sang suami sekalipun, si istri tidak akan sanggup karena mentalnya akan hancur lagi dan lagi setiap kali melihat sosok sang suami, dan akan membekas begitu mendalam buat sang istri jadi selama jalannya persidangan, si penggugat istri sama sekali tidak bisa hadir, dan sepenuhnya diwakili oleh pengacara, ditambah kehadiran keluarga dan orang-orang terdekat istri yang bisa datang ke persidangan. apa bisa seperti itu? terimakasih gan tugas kuliah ya, nyet? coba dipelajari dulu tentang surat kuasa fungsinya, isinya, dsb. kalo masi ngga ngerti jawabannya walau udah belajar ttg surat kuasa, mending segera cari jurusan lain deh..... 29-10-2014 0221 QuoteOriginal Posted By tugas kuliah ya, nyet? coba dipelajari dulu tentang surat kuasa fungsinya, isinya, dsb. kalo masi ngga ngerti jawabannya walau udah belajar ttg surat kuasa, mending segera cari jurusan lain deh..... bkn gan org terdekat saya betul2 mengalami ini, dan sgt butuh jaweaban pastinya apakah sidang bisa tetap berjalan lancar jika si penggugat tidak datang dn diwakilkan pengacara, alasannya sama persis sprti yg saya bilang di atas 29-10-2014 0538 Kaskus Addict Posts 1,117 Kalo bukan, ya biar si lawyer yang ngurus. Lawyernya ngga sebodoh itu sampe2 ente harus nanya ke forum kan? 29-10-2014 1057 Kaskus Addict Posts 1,987 QuoteOriginal Posted By hoze► pake lawyer ?? kasih kuasa aja ke lawyer ... QuoteOriginal Posted By setengahhtiang► bkn gan org terdekat saya betul2 mengalami ini, dan sgt butuh jaweaban pastinya apakah sidang bisa tetap berjalan lancar jika si penggugat tidak datang dn diwakilkan pengacara, alasannya sama persis sprti yg saya bilang di atasQuoteOriginal Posted By bukan, ya biar si lawyer yang ngurus. Lawyernya ngga sebodoh itu sampe2 ente harus nanya ke forum kan? intinya pake LAWYER ATAU TIDAK .... klo pake LAWYER ... PASTIKAN BUKAN LAWYER DARI FORUM INI ,.. KARENA BANYAK LAWYER WANNABE .... 29-10-2014 1142 Kaskus Addict Posts 2,417 QuoteOriginal Posted By hoze► intinya pake LAWYER ATAU TIDAK .... klo pake LAWYER ... PASTIKAN BUKAN LAWYER DARI FORUM INI ,.. KARENA BANYAK LAWYER WANNABE .... anjrit sampe keselek susu gw bacanya kurang-kurangin lah gan, dont judge the book by its cover but by it prices 31-10-2014 0427 QuoteOriginal Posted By inovated►bisa aja ini nih salah satunya yg disinyalir sebagai wannabe oleh bang hoze 15-11-2014 1257 Kaskus Addict Posts 1,611 QuoteOriginal Posted By ini nih salah satunya yg disinyalir sebagai wannabe oleh bang hoze hahahahaa... si mahasiswa abadi keluar lagi.. lu dari law firm mana sih? ato jangan2 pengangguran? wakakakak 18-11-2014 0817ThurmanHutapea dalam paparannya menyampaikan bahwa Tahanan ataupun Narapidana yang sedang menjalani masa hukumannya didalam Lapas, Hak-haknya termasuk hak keperdataan diatur dan di jamin dalam regulasi baik berupa UU maupun PP, seperti dalam Bab IV bagian kesatu PP no. 58 Tahun 1999, pasal 14 UU no. 12 tahun1995, serta pada pasal 51 dan 52 PP Meski tidak dijelaskan secara eksplisit, namun KHI menyatakan hak istri setelah menggugat cerai suami adalah mendapat nafkah idah dari bekas suaminya, kecuali ia Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung MA Aco Nur mengungkapkan banyak faktor yang mempengaruhi tingginya kasus perceraian selama pandemi COVID-19. Salah satunya, yakni masalah perekonomian. Banyak bahtera rumah tangga yang goyah karena kebutuhan ekonomi tidak tercukupi dengan baik. "Banyak yang diputus pekerjaan sehingga mungkin jadi salah satu pemicu orang bercerai," kata Aco seperti dilansir Antara saat menghadiri peresmian Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP secara daring di Pengadilan Agama Jakarta Barat, Kembangan, pada Jumat 15 Oktober 2021 hanya karena ekonomi, dia menilai sosial media menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya perceraian. Menurutnya, banyak media sosial yang mengumbar masalah rumah tangga orang hingga akhirnya bercerai. Hal tersebut yang memicu warga lain tergerak untuk bercerai lantaran dianggap sebagai solusi dari masalah dalam rumah tangga. Dia berharap masyarakat bisa lebih bijak menggunakan sosial media sehingga tidak memicu adanya perpecahan dalam rumah tangga."Saya harap permasalahan yang mengakibatkan dan memancing mereka untuk melakukan itu diminimalkan. Kesadaran hidup itu ada tantangan bukan menjadi faktor rumah tangga terpecah," kata Aco Nur. Baca Juga Catat, Kini Restitusi Sampai Rp5 Miliar Dapat Pengembalian PendahuluanTak bisa dipungkiri dalam sebuah hubungan perkawinan, perceraian adalah sesuatu yang sangat mungkin terjadi. Tak hanya dari pihak laki-laki atau suami, namun perceraian juga dapat dimohonkan oleh pihak perempuan selaku istri. Gugatan cerai yang diajukan oleh suami maupun istri memiliki risiko hukum yang berbeda, terutama terkait hak dan kewajiban kedua belah dalam artikel klinik Hukumonline “Hak-hak Istri Setelah Menggugat Cerai Suami”, analisis hak istri setelah menggugat cerai suami tentu tidak dapat dilepaskan dari konteks perceraian dalam hukum perdata Islam yang berlaku. Dalam Islam, jika suami merasa dirugikan dengan perilaku maupun kondisi istrinya, ia berhak menjatuhkan talak. Begitu pula sebaliknya, jika istri minta cerai karena tidak bahagia dan merasa dirugikan dengan perilaku dan kondisi suaminya, ia dapat melakukan rapak cerai. Cerai rapak atau rapak cerai adalah gugatan cerai yang dilakukan seorang istri terhadap suaminya. Proses gugatannya dapat melalui khulu’ maupun hukum Islam di Indonesia, perceraian dalam hukum perdata Islam dapat diklasifikasikan atas inisiatif pasangan, yakni pertama atas inisiatif suami. Bentuknya dapat berupa talak, yaitu hak suami untuk menceraikan istrinya dengan kata-kata tertentu; taklik talak, yaitu talak yang digantungkan pada terjadinya sesuatu yang disebutkan dalam ikrar talak sesudah ijab kabul dilangsungkan.